RSS

Eh... Tolilet...

Selamat pagi...
Halo, apa kabar???
Udah sarapan belum???

Eh, bangun belum??? Hehe...

Temen-temen pasti kan sering naik kendaraan ya. Entah itu mobil, motor, bus atau yang lainnya.
Kalo lagi naik kendaraan, apa temen-temen pernah liat banyak anak-anak kecil yang nunggu truk atau bis di pinggir jalan sambil ngacungin jempolnya???
Tau nggak mereka ngapain???
Hehe... mereka bukan mau nebeng, tapi minta diklakson.
Kalo di daerahku sih kek gitu. Ga tau kalo di daerah lain. Hahay...
Sekarang klakson kendaraan apalagi bus atu truk itu kan sering divariasi, bukan cuma "tot... tot..." tapi sekarang ada yang "tulit... tulit...", "tolilet... tolilet...", dan sebagainya (bingung nulis bunyinya... :D).
Nah... anak-anak tuh ngefans banget sama bunyi klakson kaya gitu. Malah ada yg ngrekam suaranya juga pas lewat.

Pernah suatu hari, aku lagi ngajar. Sekolah tempat aku ngajar berada di desa. Meskipun gitu, sudah banyak kendaraan yang lewat. Salah satunya truk-truk yang membawa barang-barang dagangan ke atau dari pasar.
Ketika truk itu lewat di samping SD, supirnya membunyikan klakson "tolilet... tolilet...".
Ada salah satu siswaku, namanya rizki. Ketika klakson berbunyi, dia langsung noleh ke jalan dan senyum sendiri sambil berceloteh "eh... tolilet...". Dengan ekspresi ceria namun dalam waktu yang singkat. Lalu dia, langsung melanjutkan  untuk mengerjakan tugas lagi.
Pas liat si rizki, aku jadi geli sendiri. Melihat wajahnya yg begitu polos dan bahagia, meski cuma karena bunyi klakson "tolilet...".

Lagi-lagi aku belajar dari siswaku. Kadang kita terlalu sibuk untuk bekerja, untuk melakukan ini dan itu dengan alasan untuk mencari sebuah kebahagiaan. Tapi ternyata kebahagiaan itu bisa ditemukan dengan cara yang sederhana sekali. Asal kita mau peka dengan apa yang ada di sekitar kita. :)

Bel masuk nih. Ngajar dulu ya.
Tapi sayangnya bunyi bel sekolahku bukan "tolilet...tolilet..." >.<

Selamat hidup bahagia.... :)

"Mencinta dengan Cara Berbeda"

Masih tertegun memandang tetesan air di siang itu. Aku duduk di samping gereja karena sebuah pesan singkat dari seseorang yang pernah menjadi teristimewa bagiku. Ku toleh ke arah jalan. Belum ku temukan, motor bebek yang suaranya sangat akrab di telingaku. Kembali ku tutup kerudung jaketku, ku letakkan kepalaku di atas lututku. Aku melanjutkan untuk menunggu.
Beberapa suara menghampiri telingaku di samping gereja yang tak begitu banyak orang. Di antara suara itu, ku dengar suara yang begitu lembut, katanya “Kamu dah lama nunggu di sini? Aku menunggumu di parkiran gereja?”. Ku buka kerudung jaketku dan ku pandang dia. Tidak ada sedikit marah pun ku temui di wajahnya, meskipun dia sudah menungguku begitu lama di parkiran gereja.
Dengan tangannya yang hangat, dia memegang tanganku. Membantuku untuk berdiri dan mengajakku beranjak ke tempat lain. Diboncengkannya aku dengan motor bebek yang sudah dikendarainya sejak awal kuliah dulu.
Sampailah kami di tempat itu. Tempat yang sering ku kunjungi tahun lalu. Banyak yang berubah dari tempat itu. Tirainya, warna dindingnya, posisi barang-barangnya. Mataku tertuju pada sebuah kertas yang tertempel di dinding. Tulisan huruf braille yang ditulisnya dengan tinta warna hitam dan dilengkapi tanda tangan pria itu. Kertas itu tak asing bagiku. Meski aku tak memahami isinya, pria itu pernah memberi tahuku bahwa tulisan itu berisi perasaannya kepadaku.
Ku ambil kertas itu dari dinding. Ku coba untuk mengingat kembali masa lalu ketika ditulisnya huruf braille itu. Ketika banyak hal yang kami lakukan bersama. Begitu bahagianya aku bersamanya. Semua hal dapat menjadi menarik ketika diceritakan. Semua hal dapat menjadi keceriaan meskipun hanya hal sederhana.
Di sisi lain, terdapat kebohongan kepada orang lain yang berada di tempat jauh. Kepada pria yang telah ku kenal lama. Pria yang sedikit kasar, namun selalu mencintaiku. Pria yang mudah marah dan pencemburu. Pria yang tak romantis sama sekali, namun selalu berusaha membahagiakanku.
Hatiku terbagi kepada dua orang pria. Namun kupilih dia yang jauh di sana. Entah karena cinta, rasa tidak tega atau karena ancaman. Aku memilih dia.
Aku menghindari pria bermotor bebek itu. Setiap aku berdekatan dengannya, aku mengalihkan pandanganku. Berpura-pura tidak melihatnya. Menjauh dan menghilang dari hadapannya.
Sikapku yang berubah membuatnya berubah pula. Kami sama-sama saling menjauh. Kami sama-sama pura-pura untuk tidak saling peduli. Meskipun begitu, sesekali aku tetap memikirkannya. Memikirkan sosok yang begitu lembut dan senantiasa memberikan kebahagiaan kepadaku ketika aku bersamanya. Memandang dari kejauhan untuk sekedar mengobati rindu. Mencari-cari gambar di media sosialnya secara diam-diam agar bisa selalu ku pandangi saat aku sendiri di kamar.
Sampai akhirnya ku ketahui, sudah ada wanita yang selalu ada di sampingnya. Aku mencoba untuk membuang seluruh harapanku kepada pria itu. Aku mencoba untuk menghormati pasangan yang sekarang ada di sampingnya.
Satu tahun berlalu, pria itu menghubungiku melalui pesan singkat. Sebuah pesan singkat yang membuat hatiku berdebar. Pesan singkat yang sekedar menanyakan kabar dan mengajakku untuk bertemu. Pesan singkat yang membuatku menunggunya di samping gereja.
Setelah kami bertemu, pria itu mengutarakan segala kebingungannya. Dia ingin mengetahui dan mencoba memperjelas apa yang terjadi kepadaku satu tahun yang lalu. Mempertanyakan sikapku yang aneh secara tiba-tiba. Menghindarinya tanpa alasan yang jelas saat itu.
Begitu lama kami berpura-pura untuk tidak saling peduli. Ternyata, banyak hal sama di antara kami. Sesekali dia juga diam-diam memandangiku dari kejauhan. Mencari foto-fotoku yang ada di dalam laptopnya. Merindukan aku seperti aku merindukan dia.
Banyak sekali cerita yang kami utarakan. Banyak pula keceriaan yang timbul saat kami hanyut dalam cerita. Kerinduan yang selama ini kami pendam perlahan dapat memudar. Kebingungan yang selama ini dirasakan juga menjadi sebuah kejelasan.
Suasana yang hangat timbul di antara kami. Meskipun kini keadaannya telah berbeda. Aku bersama dengan pasanganku dan dia bersama dengan pasangannya. Meskipun demikian, kami tetap saling mencintai satu sama lain. Mencintai dengan cara yang berbeda. Mencintai sebagai sahabat yang teristimewa.
Kami menyadari bahwa kami memilih keputusan untuk bersama dengan orang lain. Kami tak mungkin bersama. Yang dapat kami lakukan adalah menyimpan segala kenangan yang kami alami. Menyimpannya sebagai sebuah kenangan yang begitu indah dalam hidup kami.

Pejuang Kehidupan

Wah... dah lama banget aku nggak main drama.
Kali ini aku diajakin teman2 OMK (Orang Muda Katolik) santo Stephabus, Jumapolo.
Baru maen pertama langsung dijadiin tokoh utama... hahaha....
Drama ini digunakan untuk mengawali misa bulan rosario, kamis lalu. Tema misa kali ini adalah maria pejuang kehidupan.
Ceritanya sih simpel bgt karna waktunya juga hanya sedikit.
Mungkin malah ceritanya sering didengar.

Ada seorang anak gadis. Dia hamil sama pacarnya. Pacarnya nggak mau tanggung jawab, tapi si gadis pengen mempertahankan bayinya. Kemudian si gadis dan ayah ibunya menemui romo untuk berkonsultasi. Tamat.

Hehe... simpel bgt ya. Tapi dibalik kesimpelan cerita itu. Ada makna yg begitu dalam. Beuh.... wkwk
Kasus aborsi itu adalah kasus yang paling banyak jumlahnya, 2 juta kasus dalam setahun. Mengalahkan jumlah korban meninggal dlm perang manapun. Kalo kata romo, beliau udah menghitung, berarti dalam satu hari kira2 ada 5rb kasus aborsi... gewlak... ada 5rb bayi nggak punya dosa mati tiap harinya. Hiii... kan ngeri.

Untungnya gereja katolik tidak membenarkan aborsi. Aku pikir, agama lain pasti juga nggak membenarkan adanya aborsi ya. Baik yang melakukan, membantu, maupun yang menyarankan, semua bakal dapet bagian dosa tuh. Aborsi tuh sama aja membunuh.
Ya memang anak itu hadir karna hubungan di luar pernikahan. Pasti sebagai yang melakukan atau sebagai orang tua/kerabat akan malu.
Tapi... di sisi lain, bayi yang udah ada di perut itu punya hak untuk lahir. Punya hak untuk hidup. Dia nggak punya dosa apapun. Kita harus bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat. Kita harus memperjuangkan hidup bayi itu.

Hehehe... kaya orang pinter aja. Aku cuma nyampein apa yg aku dapet dari misa kemarin.

Pacar Barunya Kakakku

halo...
akhirnya kakakku wisuda juga.
ini wisuda yang kedua. pertama waktu D3 dan sekarang S1.

wah, keren... wisuda 2 kali pendampingnya beda-beda.
bukan pendamping istri sih, tapi cuma pacar.
tetep aja keren, wong aku pacar satu aja dari dulu nggak habis-habis.

aku suka sama pacar barunya kakakku ini. namanya ANGELINAWATI. simpel banget ya.
orangnya juga kek gitu. simpel.
dia juga cantik, jago masak, mandiri tapi agak keras kepala juga. katanya sih gitu.
supel orangnya, nggak cerewet, tapi juga nggak diem-diem amat.
kayaknya sih pinter juga orangnya. haha
tapi nek di sosmed tuh alaynya, ya ampuuun....
trus cuek banget orangnya, apalagi sama make up, mungkin nggak kenal malahan. hahaha...
aku suka kok tapi... ngangenin lagi. nyambung pokoknya sama mbak wati.

tak apa sih... semoga langgeng dan awet aja deh sama kakakku. walaupun LDR, harus sabar ya.